CINTA…
Kata
yang terdengar suci dan sakral. Kata yang tak cukup dengan satu kalimat untuk
memaknainya. Kata yang menghadirkan sejuta rasa yang penuh warna. Kata yang
menyebabkan kita para manusia mabuk kepayang olehnya. Tapi apakah cinta hanya
sebatas cinta pada lawan jenis? Itukah makna cinta yang sebenarnya?
CINTA…
Lagi-lagi kata-kata ini benar-benar memusingkan kepala. Setiap orang bebas memaknainya dari sudut pandang mana. Begitu juga saya, memandang cinta sebagai sebuah rasa yang harus kita aplikasikan dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan dan kepercayaan. Tapi apakah makna cinta saya ini legal jika diaplikasikan sekarang?
Lagi-lagi kata-kata ini benar-benar memusingkan kepala. Setiap orang bebas memaknainya dari sudut pandang mana. Begitu juga saya, memandang cinta sebagai sebuah rasa yang harus kita aplikasikan dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan dan kepercayaan. Tapi apakah makna cinta saya ini legal jika diaplikasikan sekarang?
Saya
rasa jawabannya TIDAK!
CINTA…
Sekarang jangan bicarakan orang lain, cukup bicarakan saya yang memaknai cinta tidak pada tempatnya. Suatu kebahagiaan jika ada seseorang yang mencintai kita dengan tulus. Tapi apakah pengaplikasiannya pada waktu yang salah akan menjadikan cinta itu bermakna, tidak!. Jika saya ditanya apakah saya menyesal pernah mencinta?. Tentu jawabannya tidak. Apakah saya pernah menyesal memaknai cinta tidak pada tempatnya? Jawabannya juga tidak. Apakah saya menyesal dipertemukan olehnya? Dan lagi-lagi jawabannya tidak. Jalan hidup dan skenario cinta bukanlah sesuatu hal yang harus disesali. Bukankah butuh kegagalan dan kesalahan sebagai guru terbaik?. Dan saya sangat berterima kasih dipertemukan olehnya. Walaupun kami salah dalam memaknai cinta, dia yang menyadarinya lebih awal menyelamatkan saya dari dampak cinta yang akan meradang jika kita mengaplikasikannya dalam bentuk yang salah sebut saja PACARAN. Awalnya sulit menerima kenyataan bahwa dia tidak lagi ingin bersama kita tapi semua terasa indah dan bermakna ketika kita tau apa tujuan dia sebenarnya.
Sekarang jangan bicarakan orang lain, cukup bicarakan saya yang memaknai cinta tidak pada tempatnya. Suatu kebahagiaan jika ada seseorang yang mencintai kita dengan tulus. Tapi apakah pengaplikasiannya pada waktu yang salah akan menjadikan cinta itu bermakna, tidak!. Jika saya ditanya apakah saya menyesal pernah mencinta?. Tentu jawabannya tidak. Apakah saya pernah menyesal memaknai cinta tidak pada tempatnya? Jawabannya juga tidak. Apakah saya menyesal dipertemukan olehnya? Dan lagi-lagi jawabannya tidak. Jalan hidup dan skenario cinta bukanlah sesuatu hal yang harus disesali. Bukankah butuh kegagalan dan kesalahan sebagai guru terbaik?. Dan saya sangat berterima kasih dipertemukan olehnya. Walaupun kami salah dalam memaknai cinta, dia yang menyadarinya lebih awal menyelamatkan saya dari dampak cinta yang akan meradang jika kita mengaplikasikannya dalam bentuk yang salah sebut saja PACARAN. Awalnya sulit menerima kenyataan bahwa dia tidak lagi ingin bersama kita tapi semua terasa indah dan bermakna ketika kita tau apa tujuan dia sebenarnya.
Semua
tujuannya kutemukan sendiri dalam buku Ust. Felix Y Siauw “UDAH PUTUSIN AJA”.
Semoga rahmat Allah SWT selalu menyertaimu. Standing
applause and four thumbs for you ust J
Buku
ini telah memberikan jawaban atas segala pertanyaan besar yang membuncah dalam
benak saya. Kekecewaan yang timbul menjadi suatu kebahagiaan yang tak terkira
karena keputusannya.
“ Hindarkan dia dari maksiat yang
hantarkan dia pada siksa neraka, itulah sayang. Melindungi kehormatannya dengan
jauhkan rayuanmu, itulah cinta”_Felix Y Siauw
Bergetar
bukan saat membaca potongan kata-kata yang saya kutip dari buku UDAH PUTUSIN
AJA?. Bukankah kita para wanita rindu untuk dimuliakan dan dijaga
kehormatannya? Bukan dengan dimuliakan lewat sekuntum bunga dan kata cinta tapi
dimuliakan dengan menjauhnya dia dari kita karena takut akan siksa api neraka.
Dijaga kehormatannya bukan dengan dia berdiri tegap berlabel PACAR dihadapan
kita tapi menjaga nafsunya dan menjaga kita dari pandangannya hingga kita halal
baginya. Itulah cinta, dan itulah sayang. Jadi jika dia masih membiarkanmu
menapaki jalan kemaksiatan maka bukan sayang namanya, jika dia masih
mengujanimu dengan rayuannya maka bukan cinta namanya.
“Berbica tentang sayang, maka kita
bicara masa depan. Apakah sayang namanya, bila berdua justru langgengkan dosa? ”_Felix
Y Siauw
“Mari bicara cinta, artinya
inginkan kebaikan. Apakah cinta bila justru merusak kehormatan dirinya dan
dirimu?”_Felix Y Siauw
Kata
yang membuatku semakin yakin untuk meninggalkan segala jenis hubungan sebelum
pernikahan, dan kuharap juga menimbulkan keyakinan dalam dirimu teman J
Tulisan
ini bukan bermaksud menggurui atau sok suci. Saya juga merupakan orang yang
pernah salah dalam memaknai cinta, dan saya tidak ingin menyadari kesalahan
saya sendiri. Karena setelah mengetahui kebenarannya saya berkewajiban untuk
berbagi dan hanya lewat tulisan ini saya rasa tepat untuk berbagi kebaikan
bukan? J
Hidup
ini cuma satu kali teman dan kita diberi tantangan oleh Allah SWT untuk bagaimana
bisa mengolah hidup ini menjadi jauh lebih baik dan lebih baik lagi. Apalagi
perempuan, begitu banyak kehormatan yang harus dijaga.
“ Lelaki dipilih karena masa
depannya, sedang wanita dipilih dengan masalalunya”_Felix
Y Siauw
So
jaga cerita hidupmu teman sebelum semuanya terlambat dan penyesalan menjadi
teman sejawat.
Lalu
jika tidak berpacaran, bagaimana cara kita mengaplikasikan rasa cinta kita?.
Caranya adalah menikah, jika belum siap menikah maka menantilah dalam diam.
Menanti hingga waktu yang menjawab segalanya. Tidak perlu dengan adanya pacaran
yang hanya akan mengotori cerita hidup
kita, toh pacaran tidak menjamin langgengnya pernikahan bukan?
“ Cinta tak harus bersama, sayang
tak mesti bersua. Sebagaimana Rasul mengatakan cinta karena Allah adalah
bersama dan berpisah dalam asmaNya.”_Felix Y Siauw
“Tiada cinta sebelum akad, tiada
sayang sebelum nikah. Sebelum wali menyepakati, yang ada nekat dan salah”_Felix
Y Siauw
Disini
saya hanya ingin berbagi, dan sangat menyarankan untuk membaca buku karangan
Ust. Felix Y Siauw “Udah Putusin Aja”. Karena setelah membacanya engkau akan
mengerti apakah makna cinta yang sebenarnya.
Semoga
setelah membaca tulisan ini, semangat untuk meninggalkan pacaran membuncah
dalam dada teman-teman sekalian. Bukan menggurui tapi inilah fakta yang
terjadi, tidak ada kebaikan yang kita dapatkan dari berpacaran. Jika kita
mencintainya itu tak salah, tapi jauh lebih baik jika kita menyimpannya
rapat-rapat dan sisipkan permintaan dalam setiap doa kita untuk disandingkan
bersamanya tentunya dalam keridhoan Sang Pemilik Cinta.
“Cinta memang indah, tapi cinta akan jauh
lebih indah jika kita benar dalam memaknainya”_Tyas Pradietha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar